Cerita Dewasa Cinta Sang Bidadari (21+) -->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Cerita Dewasa Cinta Sang Bidadari (21+)

Jumat, 14 Oktober 2022 | Oktober 14, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2023-10-27T14:26:16Z

Cerita Dewasa Cinta Sang Bidadari

Penerbangan dari kota S sudah lima belas menitan mendarat. Penumpang pertama terlihat keluar dari pintu. Kemudian di susul oleh penumpang berikutnya diiringi oleh seorang porter yang menyeret sebuah troli yang penuh oleh tumpukan koper dan barang lainnya. Dalam hitungan detik suasanapun menjadi hiruk pikuk. Para supir taxi menyongsong setiap penumpang yang keluar. Mereka memang selalu begitu. Berebutan menawarkan jasa tanpa memikirkan kenyamanan orang lain. Sementara itu beberapa petugas bandara sudah semakin kewalahan menertipkan para penjemput yang semakin menjejali pintu. Bandara Kota H memang kecil. Ruangnya sempit dan pintu keluarnya cuma satu. Ditambah lagi orang-orangnya yang susah di atur. Sandra terlihat berupaya untuk keluar dengan susah payah di antara kerumunan orang di sana. Beberapa kali ia harus mengucapakan ‘permisi’ kepada setiap orang yang menghalangi jalannya.

“Hhhhh!” akhirnya ia baru bisa lega setelah duduk di dalam taxi.

“Apartemen xxx, pak” katanya pada pak sopir.

Untungnya barusan Didiet menelpon bahwa Paijo batal menjemputnya tanpa menyebutkan alasannya. Tadinya ia sudah membayangkan perjalanan ini akan semakin menjadi lebih menjengkelkannya. Setidaknya ia masih bisa punya waktu buat rilek sejenak sebelum memulai ‘perang dunia ke-lima’ dengan Didiet setibanya di apartemen nanti. Dua puluh lima menit kemudian ia tiba di apartemen. Senyum ramah dan sapaan dari petugas security di loby tak terlalu ia hiraukan. Ia melangkah cepat menuju ke Lift. Selama di dalam Lift ia berusaha mengingat ulang apa saja yang akan ia utarakan kepada suaminya nanti. Sambil menguatkan tekat untuk menolak setiap permintaan aneh Didiet sekalipun Didiet memaksanya melakukan itu. Ternyata Didiet sendiri yang membukakan pintu baginya.

“Hai” sapa Didiet seraya mengambil alih travelbag dari tangan Sandra. Lalu mendaratkan kecupan tipis di bibir istrinya.

Hari ini Sandra hanya memakai olesan tipis di wajahnya. Namun di mata Didiet itu hampir tak ada pengaruhnya. Kecantikan yang dimiliki Sandra memang luar biasa.

“Hmmm” Sandra menanggapinya dengan dingin. Begitu masuk pandangannya langsung memindai ke seluruh sudut ruangan. Namun ia tak menemukan apa yang ia cari.

“Mana anak itu?!” tanyanya ketus.

“Paijo maksudmu, Say? Ia masih tidur. Nanti saja kangen-kangenannya. Lebih baik engkau beristirahat dulu pagi ini”

“Apa!? Kangen-kangenan katamu?! Siapa juga yang kangen pada anak kampung itu!” Sandra langsung meledak sambil membesarkan mata.

“Aduhhh aku kan cuma bercanda, Say. Tapi aku justru suka melihat dirimu kalau sedang marah. Semakin menggemaskan!”


BACA JUGA: Gejolak Gairah Pagar Makan Tanaman 18+


Wajah Sandra sempat merona. Tetapi ia tak mau kegombalan Didiet mempengaruhinya kali ini.

“Aku benar-benar tak percaya engkau melakukan semua ini! Buat apa engkau mengajak anak itu kembali!” ujar Sandra terus masuk ke gigi lima persneling dan tancap gas.

“Sabar say. Beri aku kesempatan untuk menjelaskannya padamu”. Ujar Didiet dengan santai. Nyata sekali ia sama sekali tak terprovokasi oleh keberangan istrinya yang molek itu.

“Tidak perlu Dit! Aku sudah tahu semua rencanamu. Mungkin engkau bisa memaksa Nadine memenuhi hasrat liarmu pada anak itu namun tidak kepadaku!”

“Lho, Aku tak pernah memintamu datang kemari buat bercinta dengan Paijo.”

“Paijo yang mengatakannya kemarin di telepon!”

“Ha ha ha! ” Didiet tertawa geli.

“Dit! hentikan ini tidak lucu, tahu!”

“Ha ha Baik baik ….sabar dulu. Waktu itu kami hanya mengodamu.”

“Maksudmu Paijo tak sungguh-sungguh ingin bercinta denganku, begitu!? Huh!!”

“Iya, Say “

“Aku tak percaya kalian berdua tak menginginkan itu! Buktinya Nadine?!”


BACA JUGA: Gairah Membawa Nikmat 21+


“Itu soal lain. Sungguh! Aku sama sekali tak memaksa Nadine. Hari itu aku terlalu lelah buat melakukan kewajibanku sebagai suami kepada Nadine. Aku cuma menawarkan kepadanya. Kalaupun ia tak bersedia akupun tak akan memaksa. Dan Nadine sendiri setuju. Ia menganggap itu murni hanyalah karena seks! tak ada perasaan sama sekali terhadap Paijo”.

“Aku sangat mengenal Nadine, Dit!. Ia tidak pernah menyukai Paijo. Kalau bukan karena ingin menyenangkan dirimu ia tak mungkin mau melakukannya dengan anak itu”

“Kenyataan yang terjadi Nadine justru sangat menginginkan persetubuhan malam itu. dan ia terpuaskan oleh anak itu. Sand, Paijo hanya memberi Nadine apa yang seharusnya Alfi rutin berikan padanya.”

Sandra mengakui.Didiet memang benar. Belakangan ini Alfi memang sudah kewalahan mengatur waktu buat memenuhi kebutuhan biologis dari sekian banyak wanita yang ada di dalam kehidupannya. Bahkan Sandra baru sadar jika Nadine memang tidak di intimi Alfi selama lebih satu bulan terakhir ini. Bukankah dulu ia sendiri mengalami hal yang serupa tatkala Alfi jarang mendatanginya. Bagaimana ia begitu frustasi mengharapkan belaian Alfi sehingga akhirnya ia tergoda melakukan perselingkuh dengan Paijo. Jadi wajar saja bila Nadine akhirnya juga terseret dalam permasalahan yang sama dan memutuskan buat melakukan perselingkuhan.

“Tetapi bagaimana bila Alfi sampai mengetahui hal itu? Dan ia pasti akan kembali meradang”

“Seharusnya Alfi tak perlu cemburu bila ia memang sungguh-sungguh ‘hanya’ mencintaimu.” ujar Didiet memberikan penekanan pada kata ‘hanya’ pada ucapannya.

Ya! Didiet benar lagi soal itu. renung Sandra. Meski Alfi menyatakan sangat menyintai dirinya namun Alfi belum pernah membuktikan kesetiaannya. Sampai saat ini ia masih saja menebarkan cinta kepada banyak wanita. Dan Sandra yakin jumlah kekasih Alfi akan selalu bertambah seiring dengan waktu.

“Aku maklum dengan kekuatiranmu itu. Namun tak semestinya engkau berprasangka buruk terlebih dahulu kepada kami berdua. Aku tak akan pernah memaksamu melakukan apa yang tak ingin engkau lakukan Say. Begitu juga dengan Paijo. Ia tahu engkau sudah menjatuhkan pilihanmu kepada Alfi. Dan ia sadar jika ia sudah tersingkir dalam persaingan memperebutkan dirimu ketika mengetahui engkau hamil oleh Alfi” ujar Didiet lagi

“Maaf aku Dit. Aku hanya tak ingin hubunganku dan Alfi kembali memburuk. Perbuatanmu mengajak Paijo kemari sungguh membuatku bingung dan kuatir, Dit”

“Tak usah di masukan ke dalam hati Say. Aku memang belum bercerita kepadamu apa alasanku membawanya kemari”


BACA JUGA: Rasa Nikmat Untuk Tania 18+


“Sewaktu engkau memberi kabar bahwa Alfi sudah pulang maka kuputuskan untuk langsung berangkat kemari dengan mengunakan pesawat dari kota H. Dalam perjalanan menuju ke kota H aku melintasi desanya bik Iyah. Aku berhenti sejenak di sebuah Puskesmas kecil di desa itu buat meminta obat karena kepalaku mendadak puyeng. Di sana aku malah menemukan Paijo sedang terbaring di ranjang puskesmas sambil menangis. Kulihat banyak bekas penganiayaan di sekujur tubuhnya. Mantri yang mengobatinya mengatakan bahwa Paijo telah menjadi korban penganiayaan oleh beberapa begundal suruhan seorang tuan tanah di sana. Darinya juga aku mengetahui kejadian sebenarnya bahwa ternyata bukan Paijo yang telah menghamili Surti. Gadis itu hamil oleh Ipung pacarnya sendiri yang merupakan anak tuan tanah kaya di kampungnya. Hal itu terjadi beberapa bulan sebelum Paijo datang ke rumah kita. Karena Ipung takut bertanggung jawab maka Surti mencari jalan buat menutupi aib tersebut. Paijo yang naïf, ia benar-benar tak tahu hanya dimanfaatkan oleh Surti. Surti menjebaknya dengan keintiman. Lalu satu bulan kemudian ia mengaku telah hamil. Surti juga tahu Paijo tak akan menolak bila dimintai tanggung jawab karena sangat ngebet padanya. Permasalahan baru muncul saat Paijo pulang ke desa, ternyata istrinya sudah diboyong oleh Ipung ke rumah besar orang tua-nya. Ipung yang tak senang akan kepulangan Paijo lalu memerintahkan beberapa karyawan perkebunan ayahnya buat mengusir Paijo dari kampung itu sekaligus menjauhkannya dari Surti untuk selama-lamanya. Tak ada seorangpun yang mau membelanya atau menolongnya saat ia di aniaya.”

“Bagaimana mungkin orang-orang di sana membiarkan hal seperti itu terjadi padahal mereka tahu Surti adalah istri Paijo?” timpal Sandra. Tanpa sadar timbul rasa ibanya terhadap nasib buruk yang selalu menimpa diri Paijo.

“Orang-orang di desanya segan terhadap keluarga Ipung yang kaya raya. Mereka lebih memilih untuk tidak ikut campur tangan dengan urusan itu. Dan satu hal lagi faktanya pernikahan antara Paijo dan Surti sesungguhnya tidaklah syah sebab mereka tak pernah benar-benar dinikahkan oleh keluarga Surti. Tak ada penghulu bahkan tak ada buku nikah. Mereka cuma tinggal serumah tanpa ada ikatan resmi”

“Sungguh malang nasib anak itu. Tadinya kupikir setelah kusuruh pulang ia akan menemukan kebahagiaan di sana.”

“Namun itulah kenyataan hubungan antara Surti dan Paijo. Seakan kemalangan selalu identik dengan orang-orang seperti dia. Nasibnya tak seberuntung Alfi. Di desa itu tak ada seorangpun yang mau mengurusinya. Lantas karena kasihan akhirnya kuputuskan mengajaknya kemari bersamaku. Aku memang sengaja tak membawanya ke rumah kita di kota S karena aku tak ingin terjadi permasalahan lagi dengan Alfi. Namun demikian apabila engkau keberatan aku akan segera memindahkannya ke sebuah tempat kos” ujar Didiet mengakhiri penuturannya.

“Baiklah Dit. Aku bisa mengerti alasanmu mengajaknya kemari. Aku juga tak keberatan ia tinggal di sini buat sementara waktu asalkan engkau berjanji tak memintaku bercinta dengannya”

“Tentu Say. Bukankah sejak tadipun aku sudah mengatakannya. Akupun tak ingin membuatmu resah apalagi mengingat engkau sedang dalam keadaan hamil.”

Bersambung...

Penasaran dengan kelanjutanya.. Baca sambungannya disini CINTA SANG BIDADARI Part #2


×
Berita Terbaru Update